1) Budaya Sumbawa
Istana Sumbawa
atau Dalam Loka merupakan peninggalan bersejarah dari kerajaan yang
berlokasi di kota Sumbawa Besar. Dalam Loka dibangun pada tahun 1885
oleh Sultan Muhammad Jalalludin III (1883-1931) untuk menggantikan
bangunan-bangunan istana yang telah dibangun di tanah tersebut
sebelumnya karena telah lapuk dimakan usia bahkan hangus terbakar.
Istana-istana itu diantaranya Istana Bala Balong, Istana Bala Sawo dan
Istana Gunung Setia. Dalam Loka sendiri berasal dari dua kata yakni dalam yang berarti istana atau rumah-rumah di dalam istana dan loka yang berarti dunia atau tempat. Jadi, Dalam Loka bermakna istana tempat tinggal raja.
Bangunan
kembar yang ditopang oleh 98 tiang kayu jati dan 1 buah tiang pendek
(tiang guru) yang terbuat dari pohon cabe. Secara keseluruhan jumlah
tiang penopang adalah 99 tiang yang melambangkan 99 sifat Allah (asmaul
husna). Bangunan dalam loka menghadap ke selatan atu tepatnya ke arah
Bukit Sampar dan alun-alun kota.
2) Makanan Khas Sumbawa
Pelu Lenga
Pelu dalam bahasa Sumbawa berarti urap, sedangkan Lenga berarti
wijen. Bisa dikatakan Pelu Lenga ini merupakan makanan urap khas
Sumbawa. Rasanya pun mirip. Hanya saja bahan dasar dalam Pelu Lenga ini
adalah wijen hitam, ditambah dengan kombinasi sayuran seperti kacang
panjang dan tog
Sepat
ikan kuah sepat khas Sumbawa. Ikan celup kuah
sepat adalah ikan bakar yang disajikan dengan nasi putih, sambal tomat
dan irisan mentimun. Ikan yang dipilih biasanya adalah jenis kakap dan
baronang serta berukuran sedang.
Gecok
Gecok merupakan salah satu masakan khas Sumbawa yang berbahan utama daging dan jeroan sapi.
dihidangkan dengan cara seperti ditumis dan dibalut dengan parutan kelapa berbumbu
3) Ciri Khas Daerah Sumbawa
Sekilas tarian ini terkesan seram dan sedikit kejam. Ada aura
pertarungan yang meruap di antara kedua penari yang berhadapan memegang
Owe (bambu pemukul) untuk saling memukul dan Empar (tameng dari kulit
Menjangan) untuk berlindung.
Suara Owe yang dihantamkan kepada lawan, sungguh membuat dada kami
yang menyaksikan berdegup kencang. Apalagi jika Owe itu mengenai bagian
tubuh yang dengan serta-merta membuat memar..
Para penari menggunakan baju Pabualang berwarna merah yang digunakan
dibadan dan kepala penari untuk melindungi dari pukulan lawan.
Namun, di balik kengerian itu ada keindahan yang tersaji karena di
dalam Karaci terkandung tiga unsur seni. Selain unsur tari, para penari
juga berlagu yang dimaknai sebagai lantunan doa kepada Tuhan.
sumber:
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1311/kepercayaan-dan-tradisi-suku-sumbawa
http://sumbawakab.go.id/page.php?id=99
Tidak ada komentar:
Posting Komentar