Laman

Kamis, 16 Juni 2016

Budaya, Makanan, Ciri Khas Daerah Sumbawa

1) Budaya Sumbawa

Rumah-Istana-Sumbawa-3  
Istana Sumbawa atau Dalam Loka merupakan peninggalan bersejarah dari kerajaan yang berlokasi di kota Sumbawa Besar. Dalam Loka dibangun pada tahun 1885 oleh Sultan Muhammad Jalalludin III (1883-1931) untuk menggantikan bangunan-bangunan istana yang telah dibangun di tanah tersebut sebelumnya karena telah lapuk dimakan usia bahkan hangus terbakar. Istana-istana itu diantaranya Istana Bala Balong, Istana Bala Sawo dan Istana Gunung Setia. Dalam Loka sendiri berasal dari dua kata yakni dalam yang berarti istana atau  rumah-rumah di dalam istana dan loka yang berarti dunia atau tempat. Jadi, Dalam Loka bermakna istana tempat tinggal raja.
Bangunan kembar yang ditopang oleh 98 tiang kayu jati dan 1 buah tiang pendek (tiang guru) yang terbuat dari pohon cabe. Secara keseluruhan jumlah tiang penopang adalah 99 tiang yang melambangkan 99 sifat Allah (asmaul husna). Bangunan dalam loka menghadap ke selatan atu tepatnya ke arah Bukit Sampar dan alun-alun kota.

2) Makanan Khas Sumbawa


Pelu Lenga
Pelu dalam bahasa Sumbawa berarti urap, sedangkan Lenga berarti wijen. Bisa dikatakan Pelu Lenga ini merupakan makanan urap khas Sumbawa. Rasanya pun mirip. Hanya saja bahan dasar dalam Pelu Lenga ini adalah wijen hitam, ditambah dengan kombinasi sayuran seperti kacang panjang dan tog
 





 Sepat
ikan kuah sepat khas Sumbawa. Ikan celup kuah sepat adalah ikan bakar yang disajikan dengan nasi putih, sambal tomat dan irisan mentimun. Ikan yang dipilih biasanya adalah jenis kakap dan baronang serta berukuran sedang.
 




Gecok
Gecok merupakan salah satu masakan khas Sumbawa yang berbahan utama daging dan jeroan sapi.
dihidangkan dengan cara seperti ditumis dan dibalut dengan parutan kelapa berbumbu







3) Ciri Khas Daerah Sumbawa


Sekilas tarian ini terkesan seram dan sedikit kejam. Ada aura pertarungan yang meruap di antara kedua penari yang berhadapan memegang Owe (bambu pemukul) untuk saling memukul dan Empar (tameng dari kulit Menjangan) untuk berlindung.
Suara Owe yang dihantamkan kepada lawan, sungguh membuat dada kami yang menyaksikan berdegup kencang. Apalagi jika Owe itu mengenai bagian tubuh yang dengan serta-merta membuat memar..
Para penari menggunakan baju Pabualang berwarna merah yang digunakan dibadan dan kepala penari untuk melindungi dari pukulan lawan.
Namun, di balik kengerian itu ada keindahan yang tersaji karena di dalam Karaci terkandung tiga unsur seni. Selain unsur tari, para penari juga berlagu yang dimaknai sebagai lantunan doa kepada Tuhan.

sumber:
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1311/kepercayaan-dan-tradisi-suku-sumbawa
http://sumbawakab.go.id/page.php?id=99

Tidak ada komentar:

Posting Komentar